Testimoni


Saya percaya, pendapat itu seharusnya berjalan dua arah. Reviewer tidak hanya memberi review, tapi seharusnya juga bisa mendapatkan review.

Bagi yang penulis/penerbit yang karyanya pernah direview oleh Putri Review, atau pembaca yang ingin mengungkapkan sesuatu tentang review2 buku, program, atau postingan lainnya yang pernah dibuat Putri Review, silakan tinggalkan komentar di bawah ini. Kritik maupun saran akan di-approved dengan senang hati, selama masih menggunakan bahasa yang baik dan sopan, tidak menyinggung SARA.

Sedikit bayangan, silakan mengisi komentar berdasar semua atau salah satu pertimbangan berikut :
  • Pro dan kontra review buku pada blog Putri Review
  • Gaya review Putri Review jika dibandingkan dengan book reviewer lainnya
  • Efek yang didapatkan setelah membaca review Putri Review
  • Kesan dan pesan setelah bekerja sama dengan Putri Review
  • Dan pertimbangan2 lainnya yang berhubungan dengan review dan promo buku
Untuk komentar lainnya, seperti request, pertanyaan, dan lain-lain, silakan meninggalkan komentar di halaman About Me


Terima kasih,

Putri Review.

1 comment:

  1. Minat baca masyarakat kita terlalu rendah. Jangankan baca koran atau majalah, terdiri dari ratusan kata, ribuan huruf. Apalagi novel, sekitar 80 ribu kata, ratusan ribu huruf. Membaca satu kata saja, banyak yang enggan.

    Di toko ritel (mart) pada pintu kaca tertera: TARIK. Eeeh… ada saja yang masuk dengan cara mendorong.

    Akibatnya, orang di dalam toko kejedot. Praaak…

    Dia sama sekali tak menduga, bahwa orang yang baru masuk toko tidak membaca, walau hanya untuk satu kata. Lima huruf.

    Apakah itu konyol? Pasti. Tapi sudah biasa. Itulah masyarakat kita.

    Nah… Putri, sudah jelas pembaca yang teliti. Sudah kelihatan, dia penulis yang cermat. Dia sudah menulis resensi novel karya saya: 728 HARI. Tampak jelas, ketelitian dan kecermatannya, sebagai pembaca dan penulis.

    Novel 728 HARI diulas Putri dengan jujur, cermat, dan menukik pada moral cerita. Kata dia (antara lain): “Pembaca tidak diberi ruang bernapas, sedikit lega bersama Eva (tokoh cerita)”. Artinya, pembaca ‘dihajar’ dengan kesedihan sampai sesak napas.

    Akibatnya, Putri merasakan dampak bacaan. Sampai berhari-hari dia merenung, berempati merasakan penderitaan Eva. Meresapi moral cerita: Jangan gampang mengeluh, jangan mudah putus asa.

    Disitu menunjukkan bahwa Putri pembaca teliti. Pembaca yang menyerap moral cerita dengan sempurna.

    Di sisi lain, Putri punya saran: “Cerita bakal lebih indah, jika diberi kutipan-kutipan orang-orang dekat Eva (sebab ini kisah nyata)”.
    Saran Putri saya nilai, bagus. Tepat persoalan. Menunjukkan dia penulis yang cermat.
    Terima kasih Putri…

    ReplyDelete